Random Thoughts, Pekerjaan, Otomotif, Gadget, Komedi, Personal Life, dan lain-lain. Semuanya 100% curhat :p

Rabu, 12 Agustus 2015

A Week in Jakarta

18.49 Posted by Kevin D. Yudha No comments
Hai, ketemu lagi dengan gue Kevin yang masih agak abnormal

Hmmm, gue gabisa dan males update blog ini karena materi untuk dipost memang gaada. Ya gimana mau post, wong tiap hari kerjaannya tu cuman bangun pagi-mandi-kerja-kerja-kerja-pulang-istirahat-tidur-ulangi dari bangun pagi. Apalagi sekarang gue ditempatkan di seksi yang menangani bandara, sabtu-minggu masuk euy...

Anyway,
gue nulis post ini waktu gue sedang berada di Jakarta. Gue termasuk salah satu pegawai yang mengikuti diklat pemeriksaan pesawat terbang. Sebenernya sih yang tercantum disitu bukan nama gue, tapi gue disuruh senior untuk ikut menggantikan dia. Yah... gue sih maklum, diklatnya di Pusdiklat Bea Cukai coy, kalo suruh milih pasti gamau lah diklat di sana. Aturannya ketat, ada pelatih dari Kopassus TNI AD, hormat sana hormat sini, gak bebas lah pokoknya... Mana pelatihnya keras-keras pula, sampe penasaran ini pelatih keras amat yak, mungkin hobinya dengerin musik keras sambil makan yang keras-keras di keras teras rumah. Tapi untungnya disini diasramakan dan asramanya enak, lebih mewah daripada kamar gue nih, ada AC dan showernya :V

Gue, walopun ketikan gue di blog ini pake lo-gue kayak orang Jakarte, tapi aslinya tetep wong ndeso asal Karesidenan Surakarta rodo kulon kono,bro... Gue pake lo-gue biar kesannya gak homo gitu. Bayangin aja cowok macam gue nulis blog pake aku-kamu, skalian aja layout nya warna pink dan blink-blink, jijik. Ke-ndeso-an gue baru terasa setelah gue tinggal selama seminggu di Jakarta. Baru ngerasain ibukota, aaaaaaaa manis asam asin rame rasanya, berkali-kali gue bilang dalam hati kalau Jakarta itu keras. Kehidupan di Jakarta itu terasa semrawut sekali dibandingkan Jogja apalagi Klaten, kayaknya gue mengalami culture shock.

Setelah 5 hari di asrama, gue diperbolehkan bermalam di luar asrama pada malam Jumat sampai Minggu siang, Minggu malam sudah harus di asrama lagi. Selama itu gue nginep di kos temen gue di daerah Pisangan Lama, temen-temen gue dari kantor Tanjung Priok. Bersama mereka, gue mencoba untuk mengikuti pola kehidupan di Jakarta yang isinya gedung semua ini. Gue biasa refreshing dengan berenang di umbul ponggok, kolam mata air asli di Klaten, dan disini gue diajak ke Mal Artha Gading nonton bioskop midnight. Kebanting abis.

Di perjalanan, gue melihat pemandangan kesemrawutan Jakarta dari sudut pandang pembonceng motor, speechless rasanya, sulit diungkapkan dengan cerita. Gue waktu itu mendapati beberapa orang anak kecil yang berjualan tissue dengan berjalan dari satu warung ke warung lainnya, padahal itu sudah jam 11 malam. Miris...
Tapi, jiwa pujangga gue berkata lain, gue lebih mudah mengungkapkan Jakarta yang gue lihat, lewat puisi, ini dia.....


SEMINGGU DI JAKARTA

Ku datang dari Jogja ke Jakarta
Sebagai orang desa yang tak tahu apa-apa
Berniat menempa diri agar semakin berguna
Namun apa daya, aku ditelan semrawutnya ibukota

Aku bukan apa-apa dibandingkan dengan mereka
Yang mengalami kehidupan di Jakarta
Kerasnya hidup membuat mereka menjadi erkasa
Bahkan anak kecil pun tak berdaya ditindas ibukota

Anak-anak kecil yang berkelahi dengan waktu
Digerogoti bayangan masa depan yang tak jelas
Menjual tissue dan berkeliling pinggiran kota hanyalah pilihan mereka
Bukan karena dipaksa atau terpaksa, tapi hanya untuk bertahan hidup semata

Orang jalanan bercengkrama di kumuhnya sudut kota
Kontras dengan gedung megah di belakang mereka
Yang berdiri megah seakan berkuasa, 
namun tak sanggup menyokong kehidupan mereka

Balada ibukota, yang lemah tertindas, yang kuat menindas
Hanya hati yang keras yang bisa menahan ujian yang pedas
Walaupun segalanya begitu tak jelas, tapi disinilah mereka dapat menembus batas
Batas antara hidup terlunta-lunta atau mati dengan hampa

Aku belajar dari mereka, dari seluruh penjuru Indonesia
Bahwa Indonesia itu luas, seakan tak berbatas
Namun hanya di Jakarta, semuanya terasa bebas
Kau bisa jadi orang hebat ataupun bejat
Semua tergantung apa yang engkau perbuat

Oh Jakarta, kacaunya dirimu, semrawutnya dirimu
Semoga hanya sebagai satu bagian negeriku
Bukan cerminan utuh dari apa yang kita sebut NKRI Satu

0 komentar:

Posting Komentar